Jumat, 28 Desember 2007

Rasuna Said


Hajjah Rasuna Said (1910-1965), lahir tanggal 14 September 1910 di Maninjau, Sumatera Barat. Pendidikan yang dilaluinya adalah sekolah desa di Maninjau, Diniyah School di Padang Panjang, sekolah Thawalib, dan Islamic College. Pergerakannya dimulai dari emansipasi sampai ke agama, pendidikan, pers, dan politik . Seperti juga R.a. Kartini di Jawa, ia memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Ia memasuki organisasi Sarekat rakyat dan diangkat sebagai Sekretaris Cabang. Pada un 1930 menjadi anggota Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berhaluan Islam dan nasionalisme, dan duduk sebagai anggota Pengurus Besar.
Beliau terkenal sebagai perempuan yang mahir berpidato. Kepintarannya ini dipergunakan untuk mengecam Pemerintah Belanda yang dengan sendirinya tidak menyenangkan pihak yang dikecam. Ia tidak mengindahkan teguran yang dialamatkan padanya, juga tidak pada saat-saat ia sedang menyampaikan pidato. Akhirnya beliau ditangkap dan pada tahun 1932 dijebloskan ke dalam penjara di Semarang. Selesai menjalani pembuangan, ia kembali ke Sumatera Barat. Selanjutnya aktif dalam bidang pendidikan. Ia mendirikan Sekolah Thawalib, Sekolah Kursus Puteri di Padang, lalu pindah ke Medan dan mendirikan Perguruan Puteri. Disamping itu aktif pula dalam bidang pers dengan mendirikan Majalah Manara Puteri.
Zaman pendudukan Jepang ia mendirikan "Pemuda Nippon Raya" di Padang, menggembleng para pemuda agar berjuang untuk memperoleh kemerdekaan tanah air dan bangsa. Organisasi ini dibubarkan Jepang.
Zaman kemerdekaan beliau tetap aktif, ia pernah duduk dalam Komite Nasional Pusat, DPR-RIS, DPR Sementara dan anggota Dewan Pertimbangan Agung. Beliau meninggal pada tanggal 2 November 1965 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. (18 Mar 2004)(Tulisan diambil dari buku : Baluwarti. Relief Perjuangan Bangsa Indonesia. Jakarta; Jayakarta Agung)
Sumber : http://www.dwp.or.id/article.php?id=241
HR Rasuna Said (1910-1965)
Orator, Srikandi Kemerdekaan
HR Rasuna Said (Hajjah Rangkayo Rasuna Said) seorang orator, pejuang (srikandi) kemerdekaan Indonesia. Pahlawan nasional Indonesia ini lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Seorang puteri terbaik bangsa yang tak hanya sekadar memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita.HR Rasuna Said diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Selain itu, sebagai penghormatan atas perjuangannya, namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, termasuk bagian segi tiga emas Jakarta. Dia pejuang yang berpandangan luas dan berkemauan keras. Sejak muda berjuang melalui Sarekat Rakyat sebagai Sekretaris Cabang. Kemudian aktif sebagai anggota Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Dia seorang orator yang sering kali mengecam tajam kekejaman dan ketidakadilan pemerintah Belanda. Dia tak gentar kendati akibatnya harus ditangkap ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang.Ketika pendudukan Jepang, Hajjah Rangkayo Rasuna Said ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang. Organisasi ini pun kemudian dibubarkan oleh Pemerintah Jepang.Setelah Proklamasi Kemerdekaan dia aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat. Kemudian terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Tahun 1959, kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sampai akhir hayatnya 1965. Dia meninggalkan seorang putri Auda Zaschkya Duski dan 6 cucu: Kurnia Tiara Agusta, Anugerah Mutia Rusda, Moh. Ibrahim, Moh. Yusuf, Rommel Abdillah dan Natasha Quratul'Ain. ► ti/mlp

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia
Nama:HR Rasuna Said
Nama Lengkap:Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Lahir:Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910
Meninggal:Jakarta, 2 November 1965
Agama:Islam
Jabatan Terakhir:Anggota DPA
Anak:Auda Zaschkya Duski (putri)
Cucu:Kurnia Tiara Agusta, Anugerah Mutia Rusda, Moh. Ibrahim, Moh. Yusuf, Rommel Abdillah dan Natasha Quratul'Ain.
Perjuangan:
- Sarekat Rakyat sebagai Sekretaris Cabang
- Anggota Persatuan Muslim Indonesia (PERMI).
- Orator, ditangkap dan dipenjara Belanda di Semarang, 1932
- Ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang
- Anggota Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat
- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS).
- Anggota Dewan Pertimbangan Agung, 1959-1965.
Penghargaan:
Pahlawan Nasional (Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974).

Tidak ada komentar: